Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

12 April 2008

"AKTIVIS GANTENG" Dambaan Umat

Kita sudah sering mendengar istilah aktivis atau kita sendiri adalah aktivis. Baik aktivis lingkungan, partai, kampus, masjid, rohis, dll. Yang jelas kita sudah paham arti dari kata aktivis. Yang jelas seorang aktivis itu pasti punya seabrek aktifitas dan bermanfaat. Tapi terkadang tak jarang seorang aktivis kurang disukai orang-orang di sekitarnya, tidak terkecuali aktivis da’wah sekalipun. Kenapa? Karena mereka hanya sekedar jadi aktivis saja, bukan aktivis ’ganteng’. Seorang aktivis ganteng tidak hanya bagus skill pribadinya tetapi dia juga punya skill sosial, atau istilahnya tidak hanya bagus hablumminallahnya saja, tetapi hablumminannasnya juga bagus. Seringkali seorang aktivis terkesan eksklusif dan menutup diri, karena dia merasa cukup hanya menjadi AKTIVIS (Aqidah bersih, Kuat fisiknya, Teratur, Ibadahnya benar, Vokal, Intelek, Secara ekonomi mandiri)

Yuk, kita bahas apa yang dimaksud AKTIVIS menurut saya :

A = Aqidahnya bersih (Salimul Aqidah)
Aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim, terlebih seorang aktivis da’wah. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat pada Allah dan dengan ikatan yang kuat itu, dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah.

K = Kuat fisiknya (Qowiyyul Jismi)
Kekuatan fisik atau jasmani merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Sholat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan yang lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang aktivis dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama dari pengobatan.

T = Teratur dalam suatu urusan (Munzhzhamun fii syu’unihi)
Teratur dalam suatu urusan termasuk dalam kepribadian seorang aktivis yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu, dalam hukum Islam, baik yang terkait masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama maka diharuskan bekerjasam dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

I = Ibadahnya benar (Shohihul ibadah)
Ibadah yang benar merupakan salah satu perintah Rasul yang penting, seperti dalam hadisnya yang berbunyi ”Sholatlah kamu seperti kamu melihat aku sholat”. Dari ungkapan itu, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah sesuai dengan sunnah Rasul yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

V = Vokal
Vokal atau berani menyampaikan pendapat mutlak menjadi syarat seorang aktivis terlebih lagi aktivis da’wah. Mungkinkah kita bisa menyampaikan suatu kebenaran jika kita tidak memiliki keberanian berbicara ? paling tidak keberanian menyampaikan ide. Akan tetapi di kalangan para aktivis da’wah yang terlalu vokal malah sering menyakiti orang lain.

I = Intelek pikirannya (Mutsaqaful Fikri)
Intelek dalam berpikir(mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah sifat rasul adalah fatonah (cerdas) dan Alqur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpiki.
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan,kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

S= Secara ekonomi mandiri
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lainyang harus ada pada seorang aktivis. Ini merupakan sesuatu yang sangat di perlukan . Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa di laksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Karena seseorang kuat dan mandiri secara ekonomi sulit di dekte dan ditekan orang lain tul ga?


Ketika seseorang telah memenuhi kriteria ”AKTIVIS” diatas pantaslah dia diberi gelar ’aktivis’. Tetapi itu belum cukup, karena dia akan menjadi seorang aktivis yang hanya memiliki kesolehan (skill) pribadi, belum memiliki (skill) sosial. Atau dalam istilah lainnya hanya cerdas secara intelektual dan spiritual(IQ dan SQ) tetapi belum cerdas emosi (EQ). Seorang aktivis dakwah tidak cukup hanya jadi ”AKTIVIS” saja tetapi juga harus ”GANTENG” (Gesit, Amanah, No Reason, Tanggap, Empati, Nahkoda handal, Gentle).

G= Gesit

Gesit atau gerak cepat sudah menjadi tuntutan dakwah bagi para aktivisnya. Dakwah seringkali berubah, dan membutuhkan tindakan cepat untuk menanganinya.

A= Amanah

Amanah sebuah kata yang teramat mudah untuk ditulis tetapi teramat berat dipikul, mungkin lagi berharu-biru perasaan dalam diri. Amanah, sebuah kata yang dengannya kita bisa menjadi hina dan dengannya juga kita bisa menjadi mulia. Sebuah petualangan yang membawa dan menunjukkan siapa sebenarnya diri kita, karena siapapun dirimu itulah identitasmu

N= No reason, dalam dakwah

Kita seringkali melihat atau mengalami sendiri menolak tugas (amanah), dan kita ternyata kita punya seribu satu alasan untuk menolak. Dan alasan klasik kita adalah sibuk , atau ”4A” (Afwan Ana Ada Acara”). Atau yang lebih halus dan terlihat lebih tawadhu’ seperti” Ane ga pantes nrima amanah ini, ilmu ana masih sedikit. Karena jika suatu pekerjaan diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya’’. (walah-walah pake hadist segala).

T= Tanggap

Permasalahan dakwah semakin hari semakin kompleks dan membutuhkan penganan yang cepat dan tepat. Untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat dibutuhkan aktivis yang tanggap, baik tanggap terhadap masalah, situasi maupun kondisi. Selain itu juga tanggap terhadap masalah orang-orang disekitarnya(tanggap lingkungan).

E= Empati

Merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang disekitarnya (obyek dakwah). Kegelisahan para obyek dakwah ini seringkali tercermin dari wajah, dan lebih jelas lagi dari kata-kata. Maka sebaiknya para aktivis ini mampu menangkap kegelisahan obyek-obyek dakwahnya dan segera memberikan solusi.

N= Nahkoda handal

Seorang aktivis juga harus siap menjadi pemimpin dimana saja dan kapan saja. Seringkali obyek dakwah mengandalkan para aktivis untuk menyelesaikan masalahnya, karena mereka menganggap aktivis tersebut dapat daiamalkan untuk memimpin mereka menyelesaikan masalah.

G= GENTLE

Bersikap jantan atau gentle harus dimiliki para aktivis dakwah. Sebagai Jundullah(tentara Allah) haruslah memiliki keberanian di atas rata-rata. Baik itu berani bertanggung jawab, berani mengaku salah, berani menghadapi masalah, berani berkata ”tidak’’, dll.

Jadi, hanya ’aktivis ganteng’ saja yang bisa menghadapi gelombang dakwah yang penuh tantangan. Karena dia punya skill pribadi (IQ dan SQ) dan skill sosial (EQ), sehingga sukses dalam menjalankan amanah dakwah, sukses berinteraksi dengan obyek dakwah (masyarakat), juga sukses dalam meningkatkan potensi diri. Bagaimana, siap jadi” AKTIVIS GANTENG”?