Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

26 Januari 2013

Tulisan Sederhana Bapak

Dulu saat masih kecil, saat belajar menghafal bacaan sholat. Aku menemukan buku: "Risalah Tuntunan Shalat Lengkap" karya Drs. Moh. Rifa'i dgn penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang, milik bapak. Buku itu sudah agak kumal dan kertasnya sudah kecoklatan. Banyak lipatan di sudut-sudut lembarannya, menandakan sudah lama sekali buku ini. Aku tidak ingat terbitan tahun berapa itu. Tapi tulisannya masih sangat jelas dibaca. Bagiku buku ini sangat spesial, bukan karena tulisan yang dituangkan penulisnya. Tapi di beberapa halaman buku itu ada tulisan bapak yang terukir sangat indah dengan tinta biru. Sepertinya bapak sangat berhati-hati dan dibuat seindah mungkin. Dan kalimat yang tertulis itulah yang selalu kuingat ketika bapak sedang marah padaku. Atau ketika aku sedang marah pada beliau. Kalimat itulah yang selalu meyakinkan aku, kalau bapak sangat sayang padaku. Kalimat itu hanya terdiri dari beberapa kata, tak lebih dari satu baris. Ditulis di tiga halaman berbeda. Tulisan itu berbunyi:

# Anakku Sugeng Santoso

# Semoga jadi anak sholeh

# Dua anak cukup

Mungkin aku yang ke-GR-an. Tapi aku merasa tersanjung, namaku ditulis bapak dengan sangat indah. Menunjukkan akan rasa bangganya punya anak laki-laki. Karna aku yakin tulisan itu dibuat sesaat setelah aku lahir. Tulisan itu menunjukkan bapak punya harapan yang besar terhadap diriku. Tulisan terakhir sepertinya bapak sudah termakan kampanye Keluarga Berencana. Tapi Allah punya rencana lain. Karena 7 tahun setelah kelahiranku, aku punya adik laki-laki. Dan hanya aku seorang yang namanya diukir di buku ini..hehehehe...

Sekarang, aku dititipi Allah 3 anak yang dilahirkan istri pertamaku. hehehe... Aku ingin tiap anakku juga memiliki "Hal sederhana" yang akan selalu ia ingat, betapa aku sangat menyayangi mereka. Mereka akan selalu tahu bahwa aku sangaat membanggakan mereka, saat mereka merasa kecewa denganku. "Hal Sederhana" yang membuat mereka tahu bahwa Do'a-doa harapan kami selalu mengiringi tiap bait do'a dan sujud-sujud kami.

Dari tulisan “Sederhana” itu juga menyadarkanku, bahwa tulisan jauh lebih berkesan dan lebih tahan lama dibandingkan ribuan nasehat. Seperti aku, sedikiit sekali persentasenya nasihat bapak yang kuingat. Lebih banyak yang aku lupa. Hal inilah yg memotivasiku untuk menulis. Berkarya.

Sekarang jaman sudah berubah, terlebih jaman anak2ku nanti. Mungkin mereka akan lebih banyak berinteraksi dengan internet dibandingkan dgn buku. Mungkin mereka akan iseng mencari tahu tentang masa mudaku. Apa yg kutulis di Time Line FB-ku, apa yg kutwit, apa yg ada d blog-ku. Dimana Maluku jika yg kutulis di sana “sampah” semua? Umpatan-umpatan semua. Atau saat kumotivasi mereka untuk jd generasi yg “Kreatif, Inspiratif & Solutif”, tapi banyakx tulisan orang yg ku “Copy-Paste” di sana…

Teriring rinduku, Bapak.

Read More ..